Sumber : Info Polda NTB |
Apa yang terbayang dibenak
anda jika ada seorang Polisi berpangkat brigadir yang nekad hentikan mobil
dinas Kapolda demi menyebrangkan nenek yang sedang membawa kelapa?
Pasti anda akan berfikir,
bahwa karier brigadir tersebut akan habis lantaran kenekatannya tersebut.
Memang dibutuhkan nyali besar untuk melakukan tindakan ini, untuk ukuran
seorang prajurit Polisi yang masih berpangkat Brigadir. Sebab bukan main-main,
yang dihadang adalah mobil dinas polisi yang berpangkat jendral bitang satu, yaitu
Kapolda Nusa Tenggara Barat. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi Brigadir I Ketut
Surya Ningrat dan Brigadir Indra Jaya Kusuma, anggota Bhayangkara Pembina
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di Polsek Praya Barat
Daya, Polres Lombok Tengah, Polda NTB. Modal mereka hanyalah keyakinan akan sebuah
dedikasi pelayanan kepada masyarakat yang utama dan harus diutamakan.
Atas
kenekatanya tersebut, dua orang anggota Bhabinkamtibmas tersebut akhirnya dipanggil
oleh Kapolda NTB Brigjen Pol. Umar
Septono, keduanya diminta bediri persis di belakang Kapolda, disaksikan oleh
ratusan personel dari prajurit, perwira sampai pejabat utama Polda NTB saat Kapolda
memimpin apel bersama. Tak lama berselang, kapolda pun langsung menanykan
kepada dua anggota Bhabinkamtibmas tersebut perihal alasan menghentikan
kendaraan dinasnya.
“Coba jelaskan sekarang, kenapa kamu berani
hentikan mobil saya. Padahal saya pakai mobil dinas, pakaian dinas,” tanya
Kapolda, kemudian menyerahkan microphone ke Ketut Surya Ningrat.
Dengan tenang dan tegas ketut
pun menjawab pertanyaan Kapolda.
“Karena saya bekerja untuk
masyarakat. Saya diberikan tugas untuk melindungi dan mengayomi masyarakat,
bukan melayani pimpinan,” Jawabnya. Tepuk tangan dari peserta apelpun riuh menyambut
jawaban Ketut.
Kapolda pun tersenyum lalu meraih microphone yang dipegang Ketut, kemudian berucap.
“Saya pun merinding,” ungkap Kapolda, sembari mengangkat tangan kirinya yang
masih memegang tongkat komando, Kapolda mengungkapkan kekagaumannya kepada dua
personel yang ada di dekatnya tersebut.
Seorang brigadir tidak
memiliki keraguan untuk menjawab apa yang telah dilakukan dan seharusnya dilakukan,
memahami esensi dari tugasnya sebagai anggota Polri untuk memberikan pelayan
penuh kepada masyarakat.
“Kenapa dia tidak takut,
sebab dia mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dia tau,
nasibnya tergantung kepada Tuhan, bukan kepada Kapolda,” ujar Kapolda lantang.
Pujian
tidak hanya sampai disini, Kapolda mengungkapkan bahwa apa yang telah dilakukan
dua anggota Bhabinkamtibmas itu merupakan implementasi dari revolusi mental
yang selama ini ditanamkan kepada semua jajaranya. Sikap seperti itulah yang
sangat Kapolda diseluruh jajaranya
“Mindset seperti inilah
yang ingin saya tanamkan kepada semua fungsi,” ajaknya.
Apa yang telah dilakukan oleh dua anggota Bhabinkamtibmas tersebut menurut
Kapolda, justru memberikan dampaknya sangat besar kepada masyarakat yang
merasakan langsung sentuhan dari pelayanan Polri.
Diceritakan, peritsiwa stop mobil Kapolda itu dilakukan Ketut dan Indra Hari pada
hari Rabu (22/6) lalu, di jalur bypass Bandara Internasional Lombok (Lombok
International Airport). “Waktu itu, ada orang mau menyebrang. Satu orang nenek
bawa kelapa. Kebetulan ada mobil pak Kapolda dari arah barat, ya saya stop,”
tutur Ketut dihubungi via ponselnya.
Hal itu secara sadar
dilakukannya, dengan alasan sederhana tapi memiliki kandungan makna yang sangat
kuat, demi implementasi pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas. “Saya pengen
dekatkan diri kepada masyarakat saya,” akunya. Bukan untuk pujian, bukan untuk
menantang pimpinan atau gagah gagahan.
“Agar polisi kedepan
menjadi lebih baik dan dicintai masyarakat,” harap Ketut.
Diungkapkan Kapolda, pada
saat itu dirinya memiliki keinginan untuk turun dan menyalami dua anggota
tersebut, namun ditakutkan menimbulkan kemacetan, akhiranya kapolda
mengurungkan niat tersebut dan memilih memanggil dua anggota Bhabin tersebut.
“Tapi karena jalan ramai,
khawatir macet, saya cuma minta nama anggota tadi dicatat dan saya panggil pagi
ini,” ungkapnya, masih di kegiatan apel.
Atas
kejadian tersebut, Kapolda NTB, Brigjen Pol Umar Septono memberi penghargaan
kepada kedua anggota yang mencegat mobil dinasnya.
“Anda harus lebih takut kepada rakyat daripada
orang berdasi. Ketika kendaraannya harus dihentikan ya stop saja, sampaikan
bahwa saya melayani rakyat, bukan melayani pejabat atau orang berdasi,”
Pungkasnya.
[topplusindonesia]