ada umumnya orangtua ingin yang terbaik buat anaknya. Mulai dari
makanan, pakaian, pendidikan, hingga pekerjaan pun tak luput dari
perhatian mereka. Oleh karena itu, nggak heran perkembangan seseorang
sering dinilai ada campur tangan orangtua. Apalagi kalau menyangkut
pekerjaan, pasti bikin kisruh hubungan antara anak dengan orangtua deh.
Banyak orangtua memandang kerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan profesi yang terbaik. Kesejahteraan PNS yang dianggap menjamin hidup hingga masa pensiun ini menjadi alasan utama mereka. Belum lagi jam kerja yang dianggap santai hingga kemudahan kamu dalam memuluskan hati calon mertua nanti.
Sayangnya minatmu nggak sejalan dengan jobdesk PNS. Kamu punya keinginan lain yang jauh lebih besar dan kreatif dari sekadar pegawai pemerintah. Nah 8 kegelisahan berikut ini semoga mewakili hati kamu – yang ingin berkontribusi kepada negara dan dunia melalui profesi lain. Langsung aja yuk simak!
Kalau curahan hatimu masih ada yang belum terwakili, coba tuangkan dalam kolom komentar ya. Demi hatimu yang lega dan pikiran jernih kembali untuk meraih mimpi. ;D
[http://www.hipwee.com]
Banyak orangtua memandang kerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan profesi yang terbaik. Kesejahteraan PNS yang dianggap menjamin hidup hingga masa pensiun ini menjadi alasan utama mereka. Belum lagi jam kerja yang dianggap santai hingga kemudahan kamu dalam memuluskan hati calon mertua nanti.
Sayangnya minatmu nggak sejalan dengan jobdesk PNS. Kamu punya keinginan lain yang jauh lebih besar dan kreatif dari sekadar pegawai pemerintah. Nah 8 kegelisahan berikut ini semoga mewakili hati kamu – yang ingin berkontribusi kepada negara dan dunia melalui profesi lain. Langsung aja yuk simak!
1. Sejak kecil udah didoktrin jadi PNS. Padahal kamu punya cita-cita lain seperti dokter, polisi, dan jurnalis.
Doktrin yang diberikan bukan doktrin dengan nada tinggi. Tapi, doktrin dengan ucapan biasa seperti orang sedang mengobrol dilakukan sesering mungkin oleh orangtua. Tanpa disadari, apa yang dikatakan mereka saat kamu masih kecil menjadi tolok ukurmu dalam memilih pekerjaan. Padahal kamu tahu masih ada jenis pekerjaan lain yang lebih menarik dan sesuai minatmu, seperti dokter atau jurnalis. Sayangnya masa kecilmu sudah dikotakkan dengan PNS semata, sehingga sulit meluaskan pandangan tentang profesi lain.2. Alasan kuat orangtua sih PNS itu terjamin kesejahteraannya. Tapi kalau jobdesk-nya nggak sesuai minat, gimana?
3. Nggak mau bohong juga kalau sempat terbesit pikiran mau berwirausaha. Lebih menantang dan melatih diri bertanggungjawab.
Orangtua menilai kalau berwirausaha banyak resikonya. Katanya kalau kamu nggak kuat modal dan relasi yang dimiliki, usaha akan sulit berkembang. Padahal dengan begitu, kamu akan berlatih bertanggungjawab dan dewasa dalam menyikapi segala hal. Toh, yang namanya pekerjaan tak ada yang mudah dijalani karena selalu ada problem di depan mata untuk diselesaikan. Benar nggak?4. Katanya PNS itu mudah mendapat beasiswa. Namun sebenarnya bertebaran kok beasiswa dari manapun, tinggal niat dan usahanya aja.
5. Kamu pun ingin merasakan bekerja dengan orang-orang berbeda negara. Nggak melulu pribumi.
Bukan enggan memiliki rekan kerja pribumi, tapi menurutmu berinteraksi sejak kecil dan sehari-hari bersama mereka sepertinya sudah cukup. Kamu pun tahu kalau PNS sebenarnya juga ada kesempatan berinteraksi dengan orang berbeda negara, hanya saja nggak sesering di tempat lain.6. Siapa bilang mengabdi kepada negara harus PNS? Toh hal itu berlaku diseluruh jenis pekerjaan asal bermanfaat bagi orang banyak.
7. PNS itu katanya asik karena ketemu orang penting dan sering jalan-jalan. Ah pekerjaan lain juga, misalnya aja wartawan. ;D
Bertemu orang-orang penting pun bagi jurnalis bukan sekadar melihat aja, karena kamu bisa bertanya segala hal kepada mereka. Bahkan, bisa dibilang hanya jurnalislah yang bisa memberhentikan langkah kaki orang-orang penting untuk menjawab pertanyaan mereka. Kebayang dong gimana jadinya harimu tanpa dimulai dengan suatu berita?8. Kalau nggak jadi PNS itu mempersulit mendapat jodoh, coba renungkan lagi. Toh jodoh sudah ada yang mengatur, tinggal menunggu waktunya aja. ;D
Hal tersebut sebenarnya hanya asumtif semata, toh jodoh dan rejeki sudah ada yang mengaturnya. Tinggal bagaimana kamu berusaha dan tetap beribadah aja sehari-hari. Dengan begitu, siapa jodohmu dan siapa mertuamu akan dipilihkan oleh Tuhan yang terbaik. Termasuk soal kapan bertemu dan disahkannya. Ihiy!Kalau curahan hatimu masih ada yang belum terwakili, coba tuangkan dalam kolom komentar ya. Demi hatimu yang lega dan pikiran jernih kembali untuk meraih mimpi. ;D
[http://www.hipwee.com]