Nama Tyas Mirasih terseret-seret dalam kasus prostitusi artis online dengan terpidana muncikari Robby Abbas.
Pesinetron cantik itu disebut-sebut turut "menjual diri" dan berada di bawah naungan Robby.
Namun, hal tersebut seakan menjadi berita burung belaka lantaran Robby tak pernah menunjukkan pada publik bukti nyata keterlibatan Tyas.
Tyas sendiri pernah membantah dirinya terlibat dalam prostitusi artis.
Kini, setelah beberapa bulan bebas dari penjara, Robby tampaknya lebih berani menguak peran Tyas dalam kasus tersebut.
Ketika masih menjadi muncikari, dikatakan Robby, Tyas kerap meminta "pekerjaan" darinya.
"Malah, Tyas sering minta. Aku simpan bukti-buktinya, nih," ujar Robby mula-mula ketika ditemui usai diperiksa di Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (4/10/2016), terkait laporannya atas tuduhan pencemaran nama baik oleh pedangdut Shinta Bachir.
Kemudian, Robby mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan membuka aplikasi Line.
Dalam conversation room mereka, pada 11 Oktober sekitar tahun 2013, Tyas menulis, "Sabtu ada ngga? Senin juga bisa sih."
Maksud dari chat Tyas tersebut tak lain adalah dirinya bertanya apakah ada klien yang ingin menggunakan jasanya sebagai pelaku prostitusi pada Sabtu atau Senin.
Robby lalu menunjukkan percakapan lainnya dalam aplikasi pesan.
Di sana, pada 5 Desember 2014, Tyas menulis, "Cariin buat Senin."
Maksud ujaran Tyas tersebut ialah dirinya meminta pekerjaan terkait prostitusi itu untuk hari Senin pada Robby.
Masih dalam aplikasi pesan, Robby dan Tyas juga sempat membahas mengenai Tyas yang menerima "pekerjaan" dengan tarif Rp 25 juta, sementara, menurut Robby, Tyas seharusnya menerima "pekerjaan" itu dengan tarif Rp 30 juta.
Diakui Robby, hingga kini, dirinya belum pernah bertemu dan berkomunikasi lagi dengan Tyas.
Buka-bukaan Soal Prostitusi Artis
Ditemui pada saat yang sama, Robby juga buka-bukaan mengenai prostitusi artis yang menjadi pekerjaan sehari-harinya di masa lalu.
Dulu, Robby memang telah dikenal oleh pelaku dunia hiburan sebagai seorang muncikari.
"Orang-orang di dunia artis udah tahu nama saya. Tanpa saya nawarin, mereka udah tahu saya muncikari," ujarnya.
Alhasil, dirinya mengaku tak perlu mencari artis yang bersedia "menjual diri" pada para kliennya.
Sebaliknya, para artislah yang mendekatinya demi mendapat pelanggan.
"Biasanya, artis-artis yang 'jalan' (punya pekerjaan sampingan sebagai PSK) pasti udah kenal sama saya. Kalau baru kenal tuh mereka suka ada percakapan, tanya-tanya, ke arah pancingan-pancingan (ke arah prostitusi)," tutur Robby.
"Pasti kan mereka udah dengar selentingan-selentingan tentang saya. Kalau ada yang baru kenal, nih, 'Oh, lo suka gini-gini, ya, sering 'jalanin' artis, ya.' Jadi, pasti udah saling tahu, kalai kenal sama saya, pasti tujuannya seperti ini," lanjutnya.
Soal harga, para artis telah mematoknya dan Robby tinggal menaikkan harga untuk mendapat komisi dari klien.
Robby juga selalu berkomunikasi langsung dengan para artis, tak melalui manajer atau asisten.
"Mereka minta sesuai patokan harga mereka. Saya tinggal naikkin buat komisi saya. Saya komunikasi langsung, nggak pernah lewat manajer," ucapnya.
Dituturkan Robby, sebagian besar praktik prostitusi yang ditanganinya berawal dari pesanan atau permintaan para klien.
Jika klien telah memesan dan si artis menyanggupi, yang terjadi kemudian ialah tinggal pertemuan antara artis dan klien.
"Kebanyakan dari request. Kalau klien request dan aku bisa datangin (artisnya), ya, pasti langsung jadi. Harga yang udah aku tawarin, pasti (klien) mau," tuturnya.
Robby juga tak perlu memberikan daftar artis yang berada di bawah naungannya kepada klien.
"Nggak ada katalog dan foto, kalau artis. Mereka (klien) udah tau, kok, kalau artis (siapa saja yang bisa dipesan)," ucapnya.
Selain permintaan dari klien, Robby juga kerap menerima permintaan dari sang artis.
Biasanya, para artis hanya meminta dengan menyebutkan waktu yang diinginkan untuk menerima klien.
Sementara itu, masih berdasarkan pengakuan Robby, para artis selalu meminta hotel mewah sebagai tempat mereka melakukan prostitusi dengan klien.
[http://wartakota.tribunnews.com/]