Kematian menjadi salah satu rahasia dari Allah SWT. Tidak ada satupun
orang yang mengetahui kapan dirinya akan dipanggil menghadap Sang
Pencipta. Namun, hal yang pasti adalah setiap orang yang bernyawa akan
mengalami kejadian ini.
Sebelum benar-benar diambil nyawanya, manusia akan terlebih dahulu
merasakan sakaratul maut. Sakaratul maut digambarkan sebagai prosesi
kematian yang sangat menyakitkan bagi mereka yang merasakannya.
Kesakitan yang luar biasa tersebut akan dirasakan oleh manusia sebelum
roh terlepas dari jasad. Lantas, bagaimanakah sebenarnya kedahsyatan
rasa sakit ketika kematian akan menjemput? Berikut informasi
selengkapnya.
Di saat seseorang akan menghadapi sebuah kematian, rasa sakit yang luar
biasa akan dialami oleh si mayit. Rasulullah SAW juga pernah bersabda
bahwasanya rasa sakit sakaratul maut itu kadarnya seperti tiga ratus
pukulan pedang. Penderitaan terdahsyat si mayit ketika menghadapi
sakaratul maut adalah disaat ruhnya sampai ke kerongkongan. Allah SWT
berfirman:
“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai
kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat
menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan.
Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah
pada hari itu kamu dihalau”. [Al Qiyamah: 26-30]
Syaikh Sa’di menjelaskan: “Allah mengingatkan para hamba-Nya dengan
keadan orang yang akan tercabut nyawanya, bahwa ketika ruh sampai pada
taraqi yaitu tulang-tulang yang meliputi ujung leher (kerongkongan),
maka pada saat itulah penderitaan mulai berat, (ia) mencari segala
sarana yang dianggap menyebabkan kesembuhan atau kenyamanan. Karena itu
Allah berfiman: “Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang akan
menyembuhkan?” artinya siapa yang akan meruqyahnya dari kata ruqyah.
Pasalnya, mereka telah kehilangan segala terapi umum yang mereka
pikirkan, sehingga mereka bergantung sekali pada terapi ilahi. Namun
qadha dan qadar jika datang dan tiba, maka tidak dapat ditolak. Dan dia
yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia. Dan
bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), maksudnya kesengsaraan jadi
satu dan berkumpul. Urusan menjadi berbahaya, penderitaan semakin sulit,
nyawa diharapkan keluar dari badan yang telah ia huni dan masih
bersamanya. Maka dihalau menuju Allah Ta’ala untuk dibalasi amalannya,
dan mengakui perbuatannya. Peringatan yang Allah sebutkan ini akan dapat
mendorong hati-hati untuk bergegas menuju keselamatannya, dan
menahannya dari perkara yang menjadi kebinasaannya. Tetapi, orang yang
menantang, orang yang tidak mendapat manfaat dari ayat-ayat, senantiasa
berbuat sesat dan kekufuran dan penentangan”. Taisir Al Karimi Ar Rahman
Fi Tafsiri Kalami Al Mannan hlm. 833)
Ketika sakaratul maut menjelang, si mayit akan merasakan panas yang luar
biasa dan sakit yang tiada terkira. Tidak hanya itu, ia juga akan
merasa sangat kehausan. Sebuah kisah mengenai sakaratul maut terjadi
pada zaman Nabi Isa. Ini berlangsung ketika Beliay ditantang oleh kaum
kafir untuk membuktikan mukjizatnya yakni dapat membangkitkan orang yang
sudah meninggal atas izin Allah SWT.
Ketika itu, Nabi Isa ditantang untuk membangkitkan Syam bin Nun yang
sudah lama meninggal dunia. Maka pergilah nabi Isa ke makam orang
tersebut untuk sholat dua rakaat dan memohon kepada Allah SWT untuk
membuktikan mukjizat yang dikaruniakan Allah kepada dirinya.
Setelah itu,Allah SWT mengabulkan permintaan beliau. Disaat itu pula
bangkitlah Syam bin Nun dari dalam kuburnya dalam keadaan rambutnya yang
beruban. Lantas bertanyalah Nabi Isa kepada dirinya
“Padahal waktu engkau masih hidup dulu tidak demikian (tidak beruban)?”,
lalu Syam bin Nun menjawab, “Aku mendengar panggilanmu, dan mengira
kiamat telah tiba. Maka tumbuh uban di rambut dan janggutku karena
terkejut dan takut.”
Nabi Isa kemudian bertanya lagi, “Sejak berapa lama engkau telah
meninggal?”, dia menjawab, “Sejak empat ribu tahun yang lalu. Tetapi
hingga kini pedihnya sakaratul maut belum juga hilang.”
Begitu luar biasanya rasa sakit dari sakaratul maut yang diberikan oleh
Allah SWT. Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang yang
merasakan sakitnya sakaratul maut sebelum meninggal dunia.
Sumber: http://islamidia.com