Dibalik lagu “Yaa Thaybah” nya Hadad Alwi ini ada kultus dan penuhanan kepada ‘Ali! Berikut lirik lagunya....

Yang masih ngefans sama suara hadad alwi siapa ya…@issue SYI’AH sudah lama menerpanya… Tidak percaya? Coba tengok gambar
PENTING DI BACA, LUANGKAN WAKTU ANDA UNTUK MEMBACA INI DAN MENYEBARKANNYA…
——————————-


KUPAS TUNTAS LAGU SESAT SYI’AH “YAA THAYYBAH”
Rupanya nasyid Ya Thayybah yang selama ini didendangkan oleh umat Islam di Malaysia & Indonesia sebenarnya lagu nasyid yang diambil dari nasyid syiah !
Mulai Hari ini dan Seterusnya…
Jangan lagi Umat Islam ikut menyanyikan Nasyid ini..!
Selain Musik itu di larang, Lirik Lagu ini adalah Lagu Syi’ah !
Pujian ‘Ghuluw’ (berlebih-lebihan) kepada Manusia (Ali).
Kaum Syi’ah sangat meng-Agungkan dan meng-Kultuskan Ali.
Dibalik lagu “Yaa Thaybah” ini ada kultus dan penuhanan kepada ‘Ali bin Abi thalib, dan berlebih-lebihan dalam memuji hasan dan husain maka lagu ini sangat jarang ditemukan terjemahannya, bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sering diputar maknanya, padahal jika difahami dalam kaidah ‘arabnya bermakna pemujaan kepada ‘Ali, Hasan, dan Husain.
Inilah liriknya, dalam versi ‘arab, latin, dan terjemahannya :

ﻳَﺎ ﻃَﻴْﺒَﺔ ﻳَﺎ ﻃَﻴْﺒَﺔ ﻳَﺎ ﺩَﻭَﺍﻟْﻌﻴَﺎ ﻧَﺎ
ﺍِﺷْﺘَﻘْﻨَﺎ ﻟِﻚْ ﻭَﺍﻟْﻬَﻮَﻯ ﻧَﺪَﺍﻧَﺎ، ﻭَﺍﻟْﻬَﻮَﻯ ﻧَﺪَﺍﻧَﺎ
ﻳَﺎ ﻋَﻠِﻰَّ ﻳَﺎﺍﺑْﻦَ ﺍَ ﺑِﻰ ﻃَﺎ ﻟِﺐْ
ﻣِﻨْﻜُﻢُ ﻣَﺼْﺪَﺭُ ﺍﻟﻤَﻮَﺍ ﻫِﺐْ
ﻳَﺎ ﺗُﺮَ ﻯ ﻫَﻞْ ﺀُﺭَﻯ ﻟِﻰ ﺣَﺎﺟِﺐْ
ﻋِﻨْﺪُﻛُﻢْ ﺍَﻓﻀَﻠُﻞ ﺍﻟﻐِﻠﻤَﺎَﻥَ ﺍَﻓﻀَﻠُﻞ ﺍﻟﻐِﻠﻤَﺎَ ﻥَ
ﺍَﺳْﻴَﺎﺩِﻱ ﺍﻟْﺤَﺴَﻦْ ﻭَﺍﻟﺤُﺴﻴْﻦِ
ﺍِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِ ﻗُﺮَّ ﺓْ ﻋَﻴْﻦِ
ﻳَﺎ ﺷَﺒَﺎ ﺏَ ﺍﻟﺠَﻨَّﺘَﻴْﻦِ
ﺟَﺪُّﻛُﻢْ ﺻَﺎ ﺣِﺐُ ﺍﻟﻘُﺮْ ﺁﻥَ ﺻَﺎ ﺣِﺐُ ﺍﻟﻘُﺮْ ﺁﻥَ

yaa thaybah, yaa thaybah, yaa thaybah, yaa thaybah, yaa dawal’ayanaa
isytaqnaa lika wal hawaa nadaana, wal hawa nadaana
yaa ‘aliy yaa ibna abi thalib
minkum mashdarul mawahib
yaa tura hal ura liy haajib
‘indakum afdhalul ghilmana, afdhalul ghilmana
asyadiy alhasan wal husaini
ila annabiy qurrata ‘aini
yaa syababal jannataini
jaddukum shahibul qurana, shahibul qurana
Artinya :
Wahai sang penawar, wahai sang penawar, wahai penyejuk mata kami
kami merindukanmu dan hawa itu telah memanggil kami, dan hawa itu telah memanggil kami
Wahai Ali wahai putera Abi Tholib
darimulah sumber keutamaan
wahai engkau yang dilihat (maksudnya ‘Ali) apakah tirai menjadi pengghalang bagiku (dari melihatmu)
sedang disisimu memiliki dua orang sebaik-baik anak, dua orang sebaik-baik anak
sayyidku Al-Hasan dan Al-Husain
sebagai Cahaya mata nabi
Wahai dua pemuda surga
kakekmu ahli quran,, ahli quran
dimana letak penuhanannya ?
ada pada 3 kalimat berikut :
pertama :

ﻳَﺎ ﺩَﻭَﺍﻟْﻌﻴَﺎ ﻧَﺎ
ﺍِﺷْﺘَﻘْﻨَﺎ ﻟِﻚْ ﻭَﺍﻟْﻬَﻮَﻯ ﻧَﺎﺩَﺍﻧَﺎ، ﻭَﺍﻟْﻬَﻮَﻯ ﻧَﺎﺩَﺍﻧَﺎ

yaa dawal’ayanaa
wal hawaa nadaana, wal hawa nadaana
artinya :
wahai penyejuk mata kami
kami telah merindukanmu dan hawa itu telah memanggil kami, dan hawa itu telah memanggil kami
kedua pada kalimat ini

ﻳَﺎ ﻋَﻠِﻰَّ ﻳَﺎﺍﺑْﻦَ ﺍَ ﺑِﻰ ﻃَﺎ ﻟِﺐْ
ﻣِﻨْﻜُﻢُ ﻣَﺼْﺪَﺭُ ﺍﻟﻤَﻮَﺍ ﻫِﺐْ

yaa ‘aliy yaa ibna abi thalib
minkum mashdarul mawahib
artinya :
Wahai Ali wahai putera Abi Tholib
darimulah sumber keutamaan
dan ketiga pada kalimat ini

ﻳَﺎ ﺗُﺮَ ﻯ ﻫَﻞْ ﺀُﺭَﻯ ﻟِﻰ ﺣَﺎﺟِﺐْ

yaa tura hal ura liy haajib
artinya :
wahai engkau yang dilihat (maksudnya ‘Ali) apakah tirai menjadi penghalang bagiku (dari melihatmu).
_______________
Sungguh jika dilihat pada tiga kalimat diatas nyatalah mereka kufur kepada Allah, tidak ada kerinduan mereka kepada Allah, mereka tidak ingat kepada Allah ketika mengucapkan kalimat-kalimat itu. Seakan-akan semua hidup dan mati hanya dipersembahkan untuk keluarga ‘Ali dengan melupakan Allah.
Bagaimanapun, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah manusia biasa, bukan Tuhan. Di dalam nyanyian itu sampai disanjung sebegitu, dianggap, dari Ali lah sumber anugerah-anugerah atau bakat-bakat atau keutamaan-keutamaan. Ini sangat berlebih-lebihan alias ‘ghuluw.’
Bahkan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sendiri melarang kita Umatnya, agar jangan terlalu berlebihan Memuji dan memuja diri beliau. Pada diri beliau yang Mulia saja terlarang, apalagi pada diri Orang lain. tentu hal itu di Larang Keras ..!

ﻻَ ﺗُﻄْﺮُﻭْﻧِﻲْ ﻛَﻤَﺎ ﺃَﻃْﺮَﺕِ ﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯ ﺍﺑْﻦَ ﻣَﺮْﻳَﻢَ ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺃَﻧَﺎ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻓَﻘُﻮْﻟُﻮْﺍ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ )

“Janganlah kalian memuji / menyanjung aku secara berlebihan, sebagaimana kaum Nasrani menyanjung Isa bin Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah ‘hamba Allah dan Rasul-Nya”

ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺍﻟْﺤُﻤَﻴْﺪِﻱُّ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺳُﻔْﻴَﺎﻥُ ﻗَﺎﻝَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺍﻟﺰُّﻫْﺮِﻱَّ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲ ﻋُﺒَﻴْﺪُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦُ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻦْ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﺳَﻤِﻊَ ﻋُﻤَﺮَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤِﻨْﺒَﺮِﺳَﻢِﻋْﺖُ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻟَﺎ ﺗُﻄْﺮُﻭﻧِﻲ ﻛَﻤَﺎ ﺃَﻃْﺮَﺕْ ﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯ ﺍﺑْﻦَ ﻣَﺮْﻳَﻢَ ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺃَﻧَﺎ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻓَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ

Telah bercerita kepada kami Al Humaidiy telah bercerita kepada kami Sufyan berkata, aku mendengar Az Zuhriy berkata, telah mengabarkan kepadaku ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhua bahwa dia mendengar ‘Umar radliallahu ‘anhum berkata di atas mimbar, “Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku (mengkultuskan) sebagaimana orang Nashrani mengkultuskan ‘Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba-Nya, maka itu katakanlah ‘abdullahu wa rasuuluh (hamba Allah dan utusan-Nya”). (HR. Bukhari)
Via Khazanah Islam Trans 7

Subscribe to receive free email updates: