Sepertinya perempuan zaman sekarang ini kurang berhasil dalam usaha menutup aurat. Pasalnya mereka menutup tubuh mereka dengan dalih yang penting aurat tertutup, tidak bisa dilihat, rapat dan tidak bisa dipandang kulitnya. Yang penting lagi bagi mereka, meskipun pakai jilbab tapi tidak menghambat mereka untuk tetap eksis mengikuti mode dan fashion yang trendy pada masa kini.
Tampil oke sepertinya merupakan tuntutan bagi kaum Hawa. Bahkan sampai ada yang bilang “wanita itu lebih takut tua dari pada mati”, wah mengerikan ya….maka dari itu tidak usah keheranan jika banyak sekali perempuan yang melakukan operasi botox, plastik dan operasi silikon, tetapi semoga saja ini tidak terjadi pada muslimah-muslimah di lingkungan sekitar kita.
Tampil oke sepertinya merupakan tuntutan bagi kaum Hawa. Bahkan sampai ada yang bilang “wanita itu lebih takut tua dari pada mati”, wah mengerikan ya….maka dari itu tidak usah keheranan jika banyak sekali perempuan yang melakukan operasi botox, plastik dan operasi silikon, tetapi semoga saja ini tidak terjadi pada muslimah-muslimah di lingkungan sekitar kita.
Berjilbab merupakan ciri spesifik bagi remaja muslimah. Kalau zaman dulu fatayat –fatayat (Fatayat identik dengan sebutan bagi remaja muslimah zaman dulu) memakai jilbab sambil mengenakan pakaian yang lebar, bawahanya sarung dan rok yang menjulur ke bawah sampai menutupi bagian mata kaki, terlihat sangat anggun, sopan dan berwibawa. Namun, keadaan sekarang ini berbalik 360 derajat, memang benar sih masih memakai jilbab tapi mereka mengkolaborasikanya dengan baju dan celana yang serba ketat sehingga terlihat lekuk-lekuk tubuh gemulai mereka yang akan menimbulkan efek samping bagi para pria yang melihatnya. Aurat kan bukan kepala saja…
Akhirnya, antara yang islami dan yang bukan islami pun menjadi campur dengan alasan gaul, pede dan modern. Sebenarnya alasan itu masih sangat tidak pas bagi para remaja muslimah untuk tetap tampil dengan gaya yang western ini. Soalnya, syari’at islam itu mengajarkan tutup aurat dengan sempurna toh pada dasarnya kebaikan itu juga kembali pada si pelaksananya sendiri. Disamping itu berpakaian yang sopan juga menghindarkan para remaja muslimah agar tidak terjebak dalam mara bahaya yang biasanya tidak mereka sadari. Ingat kata Bang Napi “ Kejahatan itu timbul karena adanya kesempatan, Waspadalah!”.
Selain itu berpakaian ala amerika juga tidak syak dan semestinya juga tidak pantas bagi para remaja muslim sekarang ini lebih-lebih remaja muslimah yang biasanya bagian atas pakai jilbab sedangkan yang bawah pakai celana jin, orang yang melihatnya pun akan merasa hambar. Kalau kita sadar sebenarnya kecantikan itu kan tidak terpancar dari model gaya busananya yang modern akan tetapi kecantikan itu bersinar dari sikap sopan santunya dan salah satu sikap sopan santun seorang wanita itu terlihat dari model dandanan dan busananya yang tertutup, pastinya akan lebih terlihat anggun dan berwibawa….
Rasulullah pernah bersabda, “Dua golongan orang yang merupakan calon pengisi neraka yang belum saya lihat mereka itu : Laki-laki yang memiliki cemeti/ cambuk bagaikan ekor sapi yang dengannya mereka memukuli orang, dan wanita-wanita yang kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang) mailat mumilat (menyimpang dari kebenaran dan mengajak orang lain untuk menyimpang) (HR Muslim).
Sabda Nabi yang berbunyi “kasiyat ‘ariyat” memiliki beberapa penafsiran sebagai berikut :
1. Bahwa mereka itu berpakaian dengan pakaian pendek yang tidak menutupi aurat yang harus ditutup,
2. dan ditafsirkan bahwa mereka mengenakan pakaian tipis yang tidak menutupi kulitnya dari pandangan di baliknya,
3. dan ditafsirkan juga bahwa mereka mengenakan pakaian ketat yang memang menutupi kulit dari pandangan namun tetap menampakan lekuk dan bentuk kemolekan tubuh wanita.
Dari Usamah bin Zaid, ia pernah berkata,
“Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah memakaikanku baju Quthbiyyah yang tebal. Baju tersebut dulu dihadiahkan oleh Dihyah Al Kalbi kepada beliau. Lalu aku memakaikan baju itu kepada istriku. Suatu saat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menanyakanku: ‘Kenapa baju Quthbiyyah-nya tidak engkau pakai?’. Kujawab, ‘Baju tersebut kupakaikan pada istriku wahai Rasulullah’. Beliau berkata, ‘Suruh ia memakai baju rangkap di dalamnya karena aku khawatir Quthbiyyah itu menggambarkan bentuk tulangnya’” (HR. Ahmad).
So, bagaimanakah hukumnya memakai baju-baju ketat seperti itu? Mungkin kita sudah bisa menyimpulkanya sendiri kan. Maka dari itu, perempuan muslim Indonesia wajib bersyukur karena menutup aurat di negara kita ini masih didukung oleh berbagai lapisan pemerintahan dan masyarakat sosial, jika kita mau menengok negara Prancis di sana menutup aurat, menggunakan cadar dan jilbab malah dikenakan denda. Oleh karena itu marilah rasa syukur itu kita ungkapkan dengan cara berbusana yang baik dan sempurna dalam menutupi tubuh kita.
Lagi pula modern itu bukan berarti harus bergaya buka-bukaan dan memakai busana “ You Can See”. Justru sebaliknya, modern itu harus menutup auratnya. Zaman jahiliyyah dahulu sarat dengan gaya buka-bukaan dan memamerkan aurat, baru ketika cahaya Islam muncul perempuan ditinggikan derajatnya dengan syari’at menutup aurat. Kalau modern dan kecanggihan itu harus diekspresikan dengan gaya buka-bukaan sebenarnya hewan-hewanlah yang sepatutnya dinobatkan sebagai makhluk yang paling canggih dan modern karena mereka selalu hidup telanjang.
[jalansurga]
[jalansurga]