Tahukah Kamu Soal 7 Fakta Mistis Mengenai Pesugihan Gunung Kawi Ini?

Gunung Kawi yang terletak Malang, Jawa Timur, konon terkenal oleh karena hal-hal yang berkaitan dengan pesugihan dan ritual-ritual yang sering diadakan di sana. Banyak yang melakukannya karena mencari kekayaan yang tak terhingga dan berlangsung selamanya. Nah kalau kamu, tahu gak soal tujuh fakta mistis ini?

1. Pohon Dawandaru Gunung Kawi

Terletak di area pemakaman, pohon dawandaru (pohon keberuntungan) ini disebut juga sebagai shian-to atau pohon dewa oleh orang Tionghua. Para peziarah sering menunggu dahan, buah ataupun daunnya yang jatuh. Katanya bila disimpan, dapat menambah kekayaan untuk orang tersebut. Namun seperti namanya, dibutuhkan kesabaran hingga berbulan-bulan untuk menunggu beberapa bagian dari pohon itu jatuh.

2. Konglomerat Tersohor Gunung Kawi

Menurut legenda, dua konglomerat tersohor di Indonesia dikabarkan pernah mengunjungi Gunung Kawi saat masa terpuruknya. Mereka adalah pendiri rokok Bentoel dan pendiri BCA, yang berkunjung sebelum akhirnya menjadi kaya raya. Namun masih tidak diketahui kebenaran dari rumor ini.

3. Rumah Padepokan Eyang Sujo

Pertama kali didirikan di Blitar, Jawa Timur, rumah padepokan ini dikabarkan memiliki koneksi dengan pesugihan Gunung Kawi. Rumah padepokan ini diberikan kepada pengikut terdekat Eyang Sujo yang bernama Ki Maridun. Terdapat berbagai peninggalan yang dikeramatkan milik Eyang Sujo antara lain adalah bantal dan guling yang berbahan batang pohon kelapa, serta tombak pusaka semasa perang Diponegoro.

4. Jumat Legi dan 12 Suro


Banyak sekali aktifitas ritual dilakukan saat Jumat Legi, karena hari itu dikenal sebagai hari pemakaman Eyang Jugo (Kyai Zakaria II). Sedangkan tanggal 12 bulan Suro adalah hari diperingati wafatnya Eyang Sujo (Raden Mas Iman Sudjono). Menurut cerita, ketika melakukan ritual di dalam bangunan makam, tidak diperbolehkan adanya pemikiran yang negatif. Dan disarankan sebelum memulai agar membersihkan badan dengan mandi keramas terlebih dahulu.

5. Guci Kuno

Terdapat dua buah guci kuno yang merupakan peninggalan dari Eyang Jugo. Pada zaman dahulu, guci-guci ini digunakan sebagai penyimpanan air suci untuk pengobatan. Masyarakat sering menyebutnya dengan nama 'janjam'. Guci kuno ini kini diletakkan disamping kiri pesaeran (makam). Sering dipercayai bahwa dengan meminum air dari guci ini akan membuat orang menjadi awet muda.

6. Petilasan Prabu Sri Kameswara

Terdapat di ketinggian 700 meter dan sekitar setengah jam dari makam Eyang Sujo dan Jugo, terdapat sebuah keraton yang pernah menjadi pertapaan milik Prabu Kameswara. Dia merupakan pangeran dari Kerajaan Kediri yang beragama Hindu. Dulu dikabarkan bahwa setelah sang prabu selesai bertapa di tempat itu, beliau berhasil menyelesaikan kekacauan politik di kerajaannya. Kini, petilasan tersebut telah digunakan sebagai tempat pemujaan dan praktik pesugihan.

7. Persembahan Tumbal di Gunung Kawi

Setelah melewati satu tahun, pemilik pesugihan biasanya akan mulai mangalami peningkatan kualitas dan kuantitas ekonomi dalam kehidupannya. Ketika waktu itu terjadi, ia mulai harus menyerahkan tumbal yang berupa seorang manusia yang memiliki hubungan darah dengannya untuk dijadikan sebagai salah satu pesuruh kerajaan gaib di Gunung Kawi. Seseorang yang ditunjuk untuk menjadi tumbal tersebut biasanya mati tanpa diduga-duga secara tiba-tiba. Selain itu, setiap kali diberikannya tumbal, kekayaan pemilik tumbal biasanya akan meningkat secara drastis.

Hii seram ya, kamu tahu nggak mengenai tujuh fakta ini?

[idntimes.com]

Subscribe to receive free email updates: